Hot!

Other News

More news for your entertainment

LEGENDA KERIS INDONESIA

1. Keris Mpu gandring

Add caption

Keris pusaka legendaris yang terkenal dalam riwayat pendirian kerajaan Singhasari. Pedang ini ditempa oleh Mpu Gandring, seorang pandai besi yang sangat sakti atas pesanan Ken Arok. Ken Arok meminta agar keris tersebut selesai dalam 1 malam saja. Karena kesaktiaannya, keris berhasil diselesaikan dalam satu malam. Tapi ketika Mpu Gandring tengah membuat sarung keris, Ken Arok tiba-tiba datang karena menurut dia waktunya telah 1 hari. Mpu Gandring ditusuk Ken Arok karena dianggap tidak menepati janji untuk menyelesaikan keris dalam waktu 1 malam. Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok.Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari dengan korban Tunggul Ametung, Kebo Ijo, Ken Arok, Anusapati, Tohjaya.



2. Keris kyai condong campur



Condong Campur adalah salah satu keris pusaka milik Kerajaan Majapahit yang banyak disebut dalam legenda dan folklor.
Keris ini dikenal dengan nama Kanjeng Kyai Condong Campur.
Keris ini merupakan salah satu dapur keris lurus. Panjang bilahnya sedang dengan kembang kacang,
satu lambe gajah, satu sogokan di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah,
sogokan belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan gusen dan lis-lis-an.
Konon keris pusaka ini dibuat beramai-ramai oleh seratus orang mpu. Bahan kerisnya diambil dari
berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak
yang jahat.


3. Keris kyai setan kober






Keris ini sama legendarisnya dengan Keris Mpu Gandring. Berapa luk masih belum diketahui,
tapi kalo menurut kula keris ini lurus tanpa luk, ciri khas keris yg dipakai dalam perang.
Pembuatnya tidak diketahui secara pasti karena tercampur dg tahayul yg tidak jelas.
Pemegang keris ini adalah Adipati dari Kadipaten Jipang Panolang yang juga sangat legendaris, Arya Penangsang. Keris ini konon, bila dicabut dari warangkanya akan menimbulkan sugesti yang hebat bagi orang2 disekitarnya. Sugesti yg berbentuk angin ribut seperti setan2 yg berkejaran. Arya Penangsang sendiri dikenal memiliki ilmu kebal. Musuh sepadan keris ini adalah tombak kyai Plered yg juga melegenda. Sewaktu konflik melawan Penangsang, Adipati Hadiwijaya (joko tingkir) mengutus Danang Sutowijoyo untuk menantang Penangsang di bukit Menoreh dan membekalinya dg tombak keramat tsb. Hadiwijaya juga dikenal ahli strategi. Beliau tahu kalau Penangsang mempunyai kuda jantan jenius bernama Gagak Rimang. Kuda ini seperti memiliki koneksi batin dg Penangsang. Kemanapun pengendara berpikir, kesana juga Gagak Rimang. Tanpa harus dikendalikan dengan tali kekang. Untuk mengatasi masalah ini, Hadiwijaya menyuruh Danang menantang Penangsang disaat musim kimpoi kuda dan menyuruh Danang memakai kuda betina. Strategi lainnya, Danang disuruh datang terlebih dahulu dan mengambil posisi diatas bukit.

Pada hari H, Danang yg berada dilereng bagian atas terlebih dahulu. Ketika Penangsang datang, kudanya yang secara alami berada dipuncak birahi melihat kuda betina tunggangan Danang. Hal ini membuat sang kuda tak terkendali sehingga dg mudah Danang menusukkan tombak kyai Plered ke perut Arya Penangsang. Tombak bertuah ini berhasil merobek badan kebal Penangsang mengakibatkan ususnya terburai. Walaupun mengalami critical injured seperti ini, Arya Penangsang kembali tegak berdiri dan menguntaikan ususnya sendiri ke gagang keris dan berlari mendekati Danang. Ketika dekat, Aryo Penangsang draw his blade. Sayang, Aryo Penangsang lupa kalau ada ususnya sendiri disitu, ketika keris tercabut justru memutus usus tsb.Dan berakhirlah riwayat adipati gagah ini dg cara yg luar biasa.

Hadiwijaya yg melihat semua ini menjadi kagum, dan menyuruh Danang bila menikah nanti meniru sikap gagah Aryo Penangsang. Danang Sutowijoyo melakukan wejangan tersebut dan untaian usus di gagang keris diganti dengan untaian kembang melati. Tradisi yg dipertahankan hingga sekarang.


4. Keris kyai sengkelat




Kyai Sengkelat adalah keris pusaka luk tiga belas yang diciptakan pada jaman Majapahit (1466 – 1478), yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertabhumi (Brawijaya V) karya Mpu Supa Mandagri.
Mpu Supa adalah salah satu santri Sunan Ampel. Konon bahan untuk membuat Kyai Sengkelat adalah cis, sebuah besi runcing untuk menggiring onta. Konon, besi itu didapat Sunan Ampel ketika sedang bermunajat. Ketika ditanya besi itu berasal darimana, dijawab lah bahwa besi itu milik Muhammad saw. Maka diberikan lah besi itu kepada Mpu Supa untuk dibuat menjadi sebilah pedang.
Namun sang mpu merasa sayang jika besi tosan aji ini dijadikan pedang, maka dibuatlah menjadi sebilah keris luk tiga belas dan diberi nama Kyai Sengkelat. Setelah selesai, diserahkannya kepada Sunan Ampel. Sang Sunan menjadi kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Menurutnya, keris merupakan budaya Jawa yang berbau Hindu, seharusnya besi itu dijadikan pedang yang lebih cocok dengan budaya Arab, tempat asal agama Islam. Maka oleh Sunan Ampel disarankan agar Kyai Sengkelat diserahkan kepada Prabu Brawijaya V.
Ketika Prabu Brawijaya V menerima keris tersebut, sang Prabu menjadi sangat kagum akan kehebatan keris Kyai Sengkelat. Dan akhirnya keris tersebut menjadi salah satu piyandel (maskot) kerajaan dan diberi gelar Kangjeng Kyai Ageng Puworo, mempunyai tempat khusus dalam gudang pusaka keraton.
Pusaka baru itu menjadi sangat terkenal sehingga menarik perhatian Adipati Blambangan. Adipati ini memerintahkan orang kepercayaannya untuk mencuri pusaka tersebut demi kejayaan Blambangan, dan berhasil. Mpu Supa yang telah mengabdi pada kerajaan Majapahit diberi tugas untuk mencari dan membawa kembali pusaka tersebut ke Majapahit. Dalam menjalankan tugasnya, sang Mpu menyamar sebagai seorang pandai besi yang membuat berbagai alat pertanian dan mengganti namanya menjadi Ki Nambang.
Di samping pandai membuat alat pertanian, beliau juga membuat tombak, pedang dan keris yang kemudian dipamerkan di tempat-tempat keramaian, di Blambangan. Seketika pameran tersebut memancing perhatian banyak orang. Banyak sekali pesanan datang dari para pejabat kadipaten Blambangan. Termasuk patih Adipati Blambangan yang memesan Keris Carangsoka.
Akhirnya sang adipati Blambangan menyaksikan keris ciptaan Ki Nambang, sebilah keris Carangsoka yang sangat bagus dan ampuh. Ketika ditusukkan ke pohon pisang, seketika itu seluruh daun pisang menjadi layu. Karenanya sang mpu di undang untuk menghadap ke kadipaten guna membicarakan suatu hal yang rahasia dengan alasan agar percikan bunga api besi bahan kerisnya, tidak menjadi bencana bagi rakyat Blambangan.
Ternyata setelah Ki Nambang datang menghadap, didapatnya tugas untuk membuat “putran” atau tiruan Kangjeng Kyai Puworo (Keris Sengkelat). Ki Nambang dengan siasatnya meminta disediakan perahu untuk membuat tiruan Kyai Sengkelat dengan alasan percikan bunga api besi bahan kerisnya tidak menimbulkan bencana bagi rakyat Blambangan.
Singkat cerita, akhirnya rencana mendapatkan kembali keris pusaka Majapahit itu berhasil tanpa harus menimbulkan kecurigaan dan pertumpahan darah. Malah Ki Nambang akhirnya dianugerahi seorang putri kadipaten yang bernama Dewi Lara Upas, adik dari Adipati Blambangan itu sendiri. Serta mendapatkan gelar kebangsawanan sebagai Kangjeng Pangeran berikut tanah perdikan di Desa Pitrang. Maka namanya pun berubah menjadi Kangjeng Pangeran Pitrang yang bekerja sebagai mpu kadipaten Blambangan.
Sang Mpu yang berhasil melaksanakan tugas selalu mencari cara agar dapat kembali ke Majapahit. Ketika kesempatan itu tiba maka beliau pun segera kembali ke Majapahit dan meninggalkan istrinya yang sedang hamil. Sebelum pergi, beliau meninggalkan pesan kepada sang istri bahwa kelak jika anak mereka lahir laki-laki agar diberi nama Joko Suro, serta meninggalkan besi bahan membuat keris.  Lima belas tahun kemudian setelah Mpu Pitrang meninggalkan Blambangan, datang lah seorang pemuda yang mengaku sebagai anak mpu Supa. Ketika ditanya, ia mengaku bernama Joko Suro. Mpu meminta bukti berupa besi bahan membuat keris. Namun ketika diserahkan oleh Joko Suro, besi bahan itu telah menjadi sebilah keris. Ternyata selama dalam perjalanan mencari ayahandanya, besi itu oleh Joko Suro dipijit-pijit dan ditarik olehnya hingga menjadi sebilah keris kecil. Maka keris itu pun dinamakan Keris Kyai Bethok yang mempunyai keampuhan menyingkirkan niat jahat.


5. Keris kyai carubuk



Dalam satu legenda dikisahkan Sunan Kalijaga meminta tolong untuk dibuatkan keris coten-sembelih (pegangan lebai untuk menyembelih kambing). Lalu oleh beliau diberikan calon besi yang ukurannya sebesar biji asam jawa. Mengetahui besarnya calon besi tersebut, Empu Supa sedikit terkejut. Ia berkata besi ini bobotnya berat sekali, tak seimbang dengan besar wujudnya dan tidak yakin apakah cukup untuk dibuat keris. Lalu Sunan Kalijaga berkata kalau besi itu tidak hanya sebesar biji asam jawa tetapi besarnya seperti gunung. Karena ampuh perkataan Sunan Kalijaga, pada waktu itu juga besi menjelma sebesar gunung.

Hati empu Supa menjadi gugup, karena mengetahui bahwa Sunan Kalijaga memang benar-benar wali yang dikasihi oleh Pencipta Kehidupan, yang bebas mencipta apapun. Lantaran itu, empu Supa berlutut dan takut. Ringkas cerita, besipun kemudian dikerjakan. Tidak lama, jadilah keris, kemudian diserahkan kepada Sunan Kalijaga. Akan tetapi anehnya begitu melihat bentuknya, seketika juga Sunan Kalijaga menjadi kaget, sampai beberapa saat tidak dapat berbicara karena kagum dan tersentuh perasaannya, karena hasil kejadian keris itu berbeda jauh sekali dengan yang dimaksudkan. Maksud semula untuk dijadikan pegangan lebai, ternyata yang dihasilkan keris Jawa (baca Nusantara) asli Majapahit, luk tujuhbelas. Sebenarnya, begitu mengetahui keindahan keris, perasaan Sunan Kalijaga agak tersentuh, oleh karena itu mengamatinya sempai puas tidak bosan-bosannya. Kemudian ia berkata sambil tertawa dan memuji keindahan keris itu.Lalu Empu Supa diberi lagi besi yang ukurannya sebesar kemiri. Setelah dikerjakan, jadilah sebilah keris mirip pedang suduk (seperti golok atau belati). 

Begitu mengetahui wujud keris yang dihasilkan sunan Kalijaga sangat senang hatinya. keris itu disebut Kyai Carubuk. keris kyai carubuk ini akhirnya menjadi pusaka sultan hadiwijaya, bahkan sanggup mengalahkan keris setan kober milik arya penangsang ketika pesuruh arya penangsang melakukan percobaan pembunuhan pada sultan hadiwijaya dengan memakai keris setan kober

6. Tombak kyai plered






tombak sepanjang 3.5 meter ini merupakan senjata pusaka milik Kraton Ngayugyakarta Hadiningrat (Yogyakarta) dijamasi setiap setahun sekali saat bulan Syura. senjata ini merupakan pegangan Raja Mataram Pertama yang bernama Panembahan Senapati (Nama Asli: Danang Sutawijaya) dan digunakan untuk mengalahkan Bupati Jipang Arya Penangsang dalam perang tanding di pinggir Bengawan Solo.

7. Tombak baru klinting


menurut legenda merupakan titisan dari Naga Baru Klinting yang dihukum ayahnya (Ki Ageng MAngir Wanabaya) karena gagal melingkari gunung merapi.
aslinya senjata berujud tombak ini sebelumnya adalah pusaka milik Ki Ageng Mangir Wanabaya yang memberontak kepada panembahan Senopati. karena keampuhan senjata ini, panembahan Senapati terpaksa mengutus Putrinya Nyi Ageng Pembayun untuk mengelabuhi Ki Ageng Mangir. saat ini tombak ini tersimpan di Kraton Ngayugyakarta Hadiningrat (Yogyakarta) sebagai senjata pusaka pendamping tombK Kanjeng Kyai Plered.


8. Keris Taming Sari



Di ceritakan pemilik asal keris ini adalah merupakan pendekar atau hulubalang kerajaan mahajapahit yang bernama Taming Sari. Keris ini kemudianya bertukar tangan kepada hulubalang melaka yang telah berjaya membunuh taming sari bernama Hang Tuah.Menurut cerita yang di ceritakan kejadian ini berlaku pada zaman kesultanan melaka di bawah pemerintahan sultan muzafar shah. Sultan tersebut hendak menikahi anak perempuan raja mahajapahit. Angkatan melaka telah berkunjung ke majapahit bersama - sama dengan para pembesar dan hulubalang melaka yang terdiri dari Hang Tuah,Hang Jebat , Hang Lekiu, Hang Kasturi dan Hang Lekir.
Ketika sambutan kepada sultan tersebut perbagai persembahan di sembahkan dan akhir sekali Taming sari meminta kebenaran kepada raja mahajapahit untuk menantang hulubalang melaka bermain keris. Tantangan tersebut di terima oleh Hang Tuah dan berlakulah babak permainan dan bertikam keris. kedua - dua pendekar nampak sama hebat dan gagah ... namun pada satu ketikan hang tuah berjaya menikan taming sari dengan keris nya ... tetapi tidak lut atau kebal .
Maka hang tuah berasakan bahawa kekebalan taming sari adalah disebabkan kesaktian yang ada pada kerisnya lalu hang tuah berusaha merampas keris itu. ketika di dalam pertempuran itu hang tuah berjaya membuat helah yang menyebabkan keris taming sari terlekat ke dinding lalu ia merampasnya.
namun adalah pantang membunuh musuh yang tidak bersenjata lalu diberikan keris beliau kepada taming sari dan di pendekkan cerita hang tuah berjaya menikan taming sari lalu mati. Lalu keris itu telah dihadiahkan kepada hang tuah oleh raja mahajapahit.


9. Keris Pusaka Nagasasta Sabuk Inten




Keris Pusaka Nagasasra dan Sabuk Inten adalah dua benda pusaka peninggalan Raja Majapahit. Nagasasra adalah nama salah satu dapur (bentuk) keris luk tiga belas dan ada pula yang luk-nya berjumlah sembilan dan sebelas, sehingga penyebutan nama dapur ini harus disertai dengan menyatakan jumlah luk-nya.
Pada keris dapur Nagasasra yang baik, sebagian besar bilahnya diberi kinatah emas, dan pembuatan kinatah emas semacam ini tidak disusulkan setelah wilah ini selesai, tetapi telah dirancang oleh sang empu sejak awal pembuatannya. Pada tahap penyelesaian akhir, sang empu sudah membuat bentuk kinatah sesuai rancangannya . Bagian-bagian yang kelak akan dipasang emas diberi alur khusus untuk "tempat pemasangan kedudukan emas" dan setelah penyelesaian wilah selesai, maka dilanjutkan dengan penempelan emas oleh pandai emas.
Salah satu pembuat keris dengan dapur Nagasasra terbaik, adalah karya empu Ki Nom, merupakan seorang empu yang terkenal, dan hidup pada akhir zaman kerajaan Majapahit.

9 INTERIOR DESIGNER You To Know

9 INTERIOR DESIGNER You to KNOW

1. Tom Egan 
Lives in: Back Bay
Designing for: 15 years
Strength: “My ability to design both the architecture and the decoration.”
Palette preference: “My clients tell me theirs, and I make that beautiful.”
Architectural crush: The 1972 addition to the Boston Public Library by Philip Johnson
Favorite room in childhood home: “The front hall. It had a great staircase and proportions.”
2. Kristina Crestin

Web Site : Studio KC
Lives in: Essex
Designing for: 9 years
Strength: Listening to and interpreting clients
Palette preference: Aqua, gray, taupe, chartreuse
Architectural crush: Boston Public Library
Favorite room in childhood home: “Wherever we were playing with Legos.”
3. John Pompeii 

Lives in: The Residences at W Boston
Designing for: 8 years
Strength: “I have a photographic memory when it comes to color and a strong sense of design styles and possibilities.”
Palette preference: Soft, pale blues to warm grays
Architectural crush: MFA’s new Art of the Americas wing
Favorite room in childhood home: “My bedroom—it was fabulous even when I was eight years old.”
4. Sarah McGuire 

Lives in: South End
Designing for: 2 years
Strength: “I think it’s important to push my clients just a bit beyond their comfort zone.”
Palette preference: “I am currently hunting for the perfect cornflower blue.”
Architectural crush: “Anywhere with a courtyard—the Public Library, the Gardner Museum.”
Favorite room in childhood home: “The screened porch with swings hanging from an exposed beam.”
5. Stephanie Rossi 


Web Site : Spazio Rosso
Lives in: Boxborough
Designing for: 10 years
Strength: “I know my shit.”
Palette preference: “I don’t play favorites with colors. If it’s good, I like it; if it works, I use it.”
Architectural crush: The ICA and The Liberty Hotel
Favorite room in childhood home: “My bedroom. I rearranged the furniture and redecorated it too many times to count.”
6. Amanda Hark 


Lives in: Needham
Designing for: 8 years
Strength: “Eclecticism! Mixing stately antiques with contemporary pieces.”
Palette preference: Neutral to cool gray tones
Architectural crush: Trinity Church in Copley Square
Favorite room in childhood home: “My bedroom. The walls were a soft pink hue, and my mother had hand-painted the ceiling a pale blue with puffy white clouds.”
7. Kate McCusker 

Web Site : Theodore & Company
Lives in: Fenway
Designing for: 6 years
Strength: “My attention to detail. I believe in hand-drawn floor plans and custom details.”
Palette preference: “I like bold colors. Right now I am obsessed with black, gold and magenta.”
Architectural crush: Liberty Wharf complex
Favorite room in childhood home: “My bedroom. Starting when I was 12, we moved often and I got to redesign my room each time.”
8. Kristen Rivoli 


Lives in: Winchester
Designing for: 25 years
Strength: “Connecting with my clients and being able to give them the home of their dreams.”
Palette preference: Rich, saturated colors that play off neutrals
Architectural crush: The new wing of the MFA
Favorite room in childhood home: “My mother’s walkin closet.”
9. Annsley McCaleer 
 
Web Site : Annsley Interiors
Lives in: Back Bay
Designing for: 11 years
Strength: “Fabrics. I love to shop for them, I love to place them—I just love textiles.”
Palette preference: Blue
Architectural crush: Boston Athenaeum
Favorite room in childhood home: “My first bedroom. My twin bed had a white bamboo-style headboard and a lime-green comforter with a white bamboo pattern.”

5 Real Prison Escapes

5 Real Prison Escapes That Shouldn't Have Been Possible

Email
We admit it: We fucking love prison escape stories. On one hand, yes, it usually does mean a dangerous criminal is back out on the street. But on the other, there just is no such thing as a boring prison escape. And when the person doing the escaping is an unimaginable genius, badass, or both? You get stories that'd be considered too far-fetched for most movies.

#5. Choi Gap-bok Squeezed Through a Food Slot

Picture every movie cell door you've ever seen. You know how they've always got that food slot at the bottom, the tiny rectangle guards slide the food trays through? If you need help, it's about 6 inches tall (that is, the length of a dollar bill) and about 17 inches wide.
Now imagine crawling through that slot.
Via YouTube
Actual footage of the escape.
Because a guy actually did this. His name was Choi Gap-bok and at the ripe old age of 50, he was arrested by South Korean police on suspicion of burglary. Gap-bok had been in and out of jail throughout his life, and somewhere along the way he picked up doing yoga. We don't know if he practiced yoga specifically with this in mind or if it just happened to come in handy, but either way, he decided it was time to use the 23 years of stretchy practice he had under his belt to slip right the fuck out of his prison cell.
He asked his guards for his special "skin ointment," and they gave it to him, then went off to sleep. After all, when an old man asks for lotion and privacy you don't fucking hang around outside the door. What's the old guy gonna do, lube himself up and squeeze through his food slot?
Via YouTube
"Don't mind me. I'm just trying my door on as a belt."
Yep. It can totally be done, as the below video demonstrates (especially if you're not a huge guy -- Choi was 5-foot-4-inches). If you can get your head through it, everything else from your shoulders to ribs kind of compress -- he was able to squeeze all of his parts through in 30 seconds. It's really just a matter of body control and really, really not wanting to be in jail.
Why did he escape? Because he wanted to prove his innocence, and obviously breaking out of prison is the best way to do that. He was caught six days later and put in a cell with a smaller food slot, so now, not only can he not escape, but he almost certainly won't get a turkey at Thanksgiving.

#4. Jack Sheppard Becomes a Prison Escape Celebrity

Via Wikipedia
If you were alive in 18th century London you'd know who Jack Sheppard was. A small-time thief, he became notorious for his awesome escapes. And we're not exaggerating here -- crowds would actually go to his trials just hoping he'd dazzle them. For instance, have you ever seen a movie or TV show where somebody busts out by tying a bunch of bedsheets together into a rope? Well, Jack Sheppard most likely invented that.
Via Wikipedia
"Probably not a good time to tell you, but ... I still wet the bed."
Granted, he didn't have a window to drop out of, so he first smashed through his cell's ceiling and then dropped his rope of sheets over from the prison roof. Breaking ceilings is noisy work, so there was a crowd gathered when he hit the bottom. He quickly pulled a Bugs Bunny, telling everyone "He's over there!" and then ran off with the cops in hot pursuit. So, yeah, he was something of a showman.
When he got caught again, he and his wife, Lyon, were thrown in a cell together. They broke a bar off the window and then pulled the "bedsheets-rope" trick again and ran off. So when he was arrested again shortly thereafter, he was locked in a strong-room, stuck in leg irons and chained to the floor. The guards, not enjoying his wacky escapes that, oh, by the way made them look like assholes, put even more chains on him.
Via Wikipedia
Holy shit, those things are either enormous, or he was the size of a Barbie doll.
This did not deter Sheppard. First, he found a nail and bent it to create a lock pick for his handcuffs. Then, using his chains, he wrenched free an iron bar from the chimney (which was ironically installed to prevent prisoners from escaping) and then used that bar as a tool to break through the ceiling. All told, he ended up breaking through six barred doors, jumping to an adjacent house's roof, sneaking inside without waking anyone up and then running off into the night.
When he finally died, it was with a third of London's total population attending his hanging. Ultimately, his fame was his undoing -- the thick crowd actually prevented his friends from taking his recently hung body to a doctor to be revived. Because even in death he had an escape plan.
Via Wikipedia
Though "don't get hanged" would seem to us to be the far safer plan.

#3. Frank Abagnale Convinces His Guard He's a Prison Inspector

Via Telegraph
If you don't recognize the name, Frank Abagnale is the renowned con-man Leo DiCaprio played inCatch Me If You Can. He's done bank fraud, impersonated pilots, teachers, doctors, and even lawyers, all using outlandish techniques that you wouldn't even think would work in a cartoon. But maybe none compares to the absolutely ridiculous way he conned himself out of prison.
After being sentenced to 12 years for various forgeries, Abagnale had fantastic luck in 1971 when the U.S. Marshal transporting him forgot the detention commitment papers. No, this didn't mean he got to go free -- not yet -- but it did give Abagnale an opening to subtly convince the guards that he was actually an undercover prison inspector pretending to be an inmate. You know, here's a clean, well-spoken, educated guy who just happens to be missing his documents? It had "The bosses sent this guy to spy on us" written all over it, and Abagnale played it up for all it was worth. This meant the guards treated him far better than any other inmate (since they thought he was there to investigate conditions in the prison) -- Abagnale got better food and privileges than anyone else.
Via Wikimedia Commons
"Apologies for the wait, sir. One of the sous chefs was shanked."
But this article is about prison escapes, and it was right around then that Abagnale decided to go ahead and just bullshit his way right out the front door. He called a friend of his, Jean Sebring, who had been visited by the FBI agent in charge of Abagnale's case, Joe Shea, when he was pursuing Abagnale. She doctored the business card Shea left her, then pretended to be a freelance magazine writer doing an expose on prisons and used that to also get the business card of a prison inspector. She visited Abagnale, posing as his fiance, and slipped him both cards.
Abagnale then told the guard that he was, in fact, an undercover inspector just like they thought. He gave them the prison inspector business card as proof, and then told them it was imperative he speak to the FBI immediately. The guards slapped each other on the back and bragged about how smart they were to not be fooled by the government's obvious ploy. Abagnale gave them the other card (the one for the supposed FBI agent), and they dialed the number on it. Abagnale's friend picked up at a phone booth, pretending to be an FBI operator.
Dynamic Graphics/Creatas/Getty Images
"This is either the FBI or Shanteesa the Love Goddess, depending on who's calling."
She said she needed to meet with Abagnale right outside of the detention center, and, of course, the guards had no problem with this because A) They thought they were talking to the FBI and B) They thought Abagnale was a federal inspector. Of course, it was just Abagnale's friend waiting in a car, and the guards watched as their prisoner just walked out and drove off into the sunset, laughing his ass off.