Kisah ini berawal di tahun 1840-an. Di daerah Pennsylvania hiduplah keluarga Baker yang memiliki seorang putri cantik bernama Anna Baker. Sang ayah, Elias Baker ingin agar putrinya menikah dengan keluarga kaya, yang setara dengan mereka. Sayangnya, Anna justru jatuh cinta dengan seorang pemuda dari keluarga kelas rendah.
Walau ditentang sang ayah, Anna tetap mencintai pemuda itu, bahkan sudah membuat sebuah gaun pengantin diam-diam, untuk pesta pernikahannya kelak. Tidak ingin putrinya menikah dengan pria kelas rendah, Elias mengusir kekasih Anna dari kampung halaman mereka.
Walau ditentang sang ayah, Anna tetap mencintai pemuda itu, bahkan sudah membuat sebuah gaun pengantin diam-diam, untuk pesta pernikahannya kelak. Tidak ingin putrinya menikah dengan pria kelas rendah, Elias mengusir kekasih Anna dari kampung halaman mereka.
Kecewa dengan perbuatan sang ayah, Anna sangat marah dan mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah jatuh cinta lagi, dia juga tidak akan menikah walaupun jadi perawan tua. Gadis ini sungguh-sungguh dengan perkataannya, hingga tahun demi tahun berlalu dan Anna meninggal pada tahun 1914.
Setelah bertahun-tahun berlalu dan kejayaan keluarga Baker berakhir, kediaman mereka dijadikan museum. Gaun pengantin milik Anna menjadi salah satu benda yang dipajang. Gaun yang menyimpan kisah cinta yang tragis itu diletakkan dalam kotak kaca.
Setelah bertahun-tahun berlalu dan kejayaan keluarga Baker berakhir, kediaman mereka dijadikan museum. Gaun pengantin milik Anna menjadi salah satu benda yang dipajang. Gaun yang menyimpan kisah cinta yang tragis itu diletakkan dalam kotak kaca.
Kabarnya, pengunjung museum sering melaporkan bahwa gaun itu bergerak sendiri, seolah seperti sedang dipakai. Gerakan itu lebih terlihat saat bulan purnama. Seolah-olah gaun itu sedang dipakai seorang gadis di depan cermin. Kabarnya, arwah Anna terus berada di dekat gaun pengantinnya, karena hanya gaun itulah yang bisa mengingatkan dirinya pada pemuda yang menjadi cinta sejatinya.
0 komentar:
Post a Comment